MEDIA PEMBELAJARAN
Kata media
berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti
”tengah”, ”perantara” atau ”pengantar”. Dalam bahasa arab, media adalah
perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Jadi, media
adalah alat yang menyampaikan atau mengantarkan pesan-pesan pengajaran.
Media pada hakekatnya merupakan salah satu komponen sistem
pembelajaran. Sebagai komponen, media hendaknya merupakan bagian integral dan
harus sesuai dengan proses pembelajaran secara menyeluruh. Ujung akhir dari
pemilihan media adalah penggunaaan media tersebut dalam kegiatan pembelajaran,
sehingga memungkinkan siswa dapat berinteraksi dengan media yang kita pilih.
Sedangkan pengertian media pendidikan secara
definitive, para ahli memberi rumusan
yang berbeda, masing-masing memiliki wawasan dan orientasi yang berlainan,
namun demikian pada prinsipnya ada kesamaan pengertian yang mendasar. Dan dapat
diambil kesimpulan bahwa media
pendidikan atau pengajaran adalah
sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengiriman ke si
penerima guna merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa
sehingga terjadi dapat mendorong terjadinya proses belajar. Sebagai pembawa
(penyalur) pesan, media pengajaran tidak hanya digunakan oleh guru, tetapi yang
lebih penting dapat pula digunakan oleh
Berikut adalah pengertian media pembelajaran menurut
beberapa ahli
-
Briggs (1977) media pembelajaran adalah
sarana fisik untuk menyampaikan isi/materi pembelajaran seperti : buku, film,
video dan sebagainya.
-
National Education Associaton(1969) mengungkapkan bahwa media pembelajaran adalah sarana komunikasi
dalam bentuk cetak maupun pandang-dengar, termasuk teknologi perangkat keras.
-
Schramm “media pembelajaran adalah
teknologi pembawa pesan (informasi) yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan
pembelajaran.”
-
Oemar Hamalik
(1980) “Mengemukakan bahwa
yang dimaksud dengan media pendidikan adalah alat, metode, dan teknik yang
digunakan dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara
guru dan siswa dalam proses pendidikan dan pembelajaran di sekolah
-
Latuheru(1988:14), menyatakan bahwa
media pembelajaran adalah bahan, alat, atau teknik yang digunakan dalam
kegiatan belajar mengajar dengan maksud agar proses interaksi komunikasi
edukasi antara guru dan siswa dapat berlangsung secara tepat guna dan berdaya
guna.
TUJUAN
MEDIA PEMBELAJARAN
Tujuan media pembelajaran sebagai alat bantu pembelajaran,
adalah sebagai berikut :
a.
mempermudah proses
pembelajaran di kelas
b.
meningkatkan
efisiensi proses pembelajaran
c.
menjaga relevansi
antara materi pelajaran dengan tujuan belajar
d.
membantu
konsentrasi pembelajar dalam proses pembelajaran
MANFAAT
MEDIA PEMBELAJARAN
Manfaat media pembelajaran sebagai alat bantu dalam proses
pembelajaran adalah sebagai berikut :
a.
pengajaran lebih
menarik perhatian pembelajar sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar
b.
bahan pengajaran
akan lebih jelas maknanya, sehingga dapat lebih di pahami pembelajar, serta
memungkinkan pembelajar menguasai tujuan pengajaran dengan baik
c.
metode pembelajaran
bervariasi, tidak semata-semata hanya komunikasi verbal melalui penuturan
kata-kata lisan pengajar, pembelajar tidak bosan, dan pengajar tidak kehabisan
tenaga.
d.
pembelajar lebih
banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya mendengarkan penjelasa
dari pengajar saja, tetapi juga aktivitas lain yang dilakukan seperti
mengamati, melakukan, mendemonstrasikan dan lain-lainya.
1)
Manfaat Media
pembelajaran bagi pengajar, yaitu:
a.
memberikan pedoman,
arah untuk mencapai tujuan
b.
menjelaskan
struktur dan urutan pengajarn dengan baik
c.
memberikan kerangka
sistematis secara baik.
d.
memudahkan kembali
pengajar terhadap materi pembelajaran
e.
membantu
kecermatan, ketelitian dalam penyajian dalam pembelajaran.
f.
membangkitkan rasa
percaya diri seorang pengajar.
g.
meningkatkan
kualitas pembelajaran
2)
Manfaat
media pembelajaran bagi pembelajar, yaitu:
a.
meningkatkan
motivasi belajar pembelajar
b.
memberikan dan
meningkatkan variasi belajar pembelajar
c.
memberikan struktur
materi pelajaran
d.
memberikan inti
informasi pelajaran
e.
merangsang
pembelajar untuk berpikir dan beranalisis.
f.
menciptakan kondisi
dan situasi belajar tanpa tekanan.
g.
pelajar dapat
memahami materi pelajaran dengan sistematis yang disajikan pengajar .
FUNGSI
MEDIA PEMBELAJARAN
1.
Media sebagai
sumber belajar
Belajar adalah
proses aktif dan konstruktif melalui suatu pengalaman dalam memperoleh
informasi. Dalam proses aktif tersebut, media pembelajaran berperan sebagai
salah satu sumber belajar bagi siswa. Artinya melalui media peserta didik
memperoleh pesan dan informasi sehingga membentuk pengetahuan baru pada siswa.
Dalam batas tertentu, media dapat menggantikan fungsi guru sebagai sumber
informasi/pengetahuan bagi peserta didik. Media pembelajaran sebagai sumber
belajar merupakan suatu komponen system pembelajaran yang meliputi pesan,
orang, bahan, alat, teknik, dan lingkungan, yang dapat mempengaruhi hasil
belajar peserta didik. (Mudhoffir,dalam Munadi, 2008).
2.
Fungsi Semantik
Semantik berkaitan
dengan “meaning” atau arti dari suatu kata, istilah, tanda atau symbol.
3.
Fungsi Manipulatif
Fungsi manipulatif
adalah kemampuan media dalam menampilkan kembali suatu benda/peristiwa dengan
berbagai cara, sesuai kondisi, situasi, tujuan dan sasarannya.
4.
Fungsi fiksatif
Fungsi fiksatif
adalah fungsi yang berkenaan dengan kemampuan suatu media untuk menangkap,
menyimpan kembali suatu objek atau kejadian yang sudah lama terjadi.
5.
Fungsi Ditributif
Fungsi distributif media
pembelajaran berarti bahwa dalam sekali penggunaan satu materi, objek atau
kejadian, dapat diikuti oleh peserta didik dalam jumlah besar (tak terbatas)
dan dalam jangkauan yang sangat luas sehingga dapat meningkatkan efesiensi baik
waktu maupun biaya.
6.
Fungsi Psikologis
dari segi
psikolgis, media pembelajaran memiliki beberapa fungsi seperti fungsi atensi, fungsi
afektif, fungsi kognitif fungsi imajinatif dan fungsi motivasi.
7.
Menurut Derek
Rowntree, media dapat:
·
Membangkitkan
motivasi belajar
·
Mengulang apa yang
telah dipelajari
·
Menyediakan
stimulus belajar
·
Mengaktifkan respon
murid
·
Memberikan feedback
dengan segera
·
Menggalakkan
latihan yang serasa
8.
Menurut Edgar Dale,
Finn dan Hobar, media dapat:
a.
Memberikan
pengalaman konkrit bagi pemikiran yang abstrak
b.
Mempertinggi
perhatian murid
c.
Memberikan
realitas, mendorong self actifity
d.
Memberikan hasil
belajar yang permanent
e.
Menambah
perbendaharaan bahasa
f.
Memberikan
pengalaman lain yang sukar diperoleh dengan cara lain.
9.
Livie dan
Lentz(1982) mengemukakan 4 fungsi media pembelajaran yaitu:
a.
Fungsi atensi
berarti media visual merupakan inti, menarik dan mengrahkan perhatian
pembelajar akan berkosentrasi pada isis pelajaran
b.
Fungsi afekti
maksudnya media visual dapat dilihat dari tingkat kenikmaran pembelajar ketika
belajar membaca teks bergambar.
c.
Fungsi kognitif
yaitu mengungkapkan bahwa lambang visual mempelancar pencapaian tujuan dalam
memahami dan mendengar informasi
d.
Fungsi
kompensatoris yaitu media visual memberikan konteks untuk memahami teks dan
membantu pembelajr yang lemah dalam membaca untuk mengorganisasikan informasi
dalam teks dan mengingatnya kembali.
Dari
empat fungsi visual, dapat dikatakan bahwa belajar dari pesan visual memerlukan
keterampilan tersendiri. tehnik afektif adalah tehnik untuk memahami tehnik
pesan visual. yang terbagi dari beberapa fase seperti dibawah ini:
1)
fase diffrensiasi.
yaitu dimana pembelajar mula-mula mengamati, mengidentifikasi dan menganalisis
2)
fase integrasi
yaitu di mana mempelajar menempatkan unsure-unsur visual secara serempak,
menghubungkan pesan-pesan visual kepada pengalaman pengalamannya.
3)
kesimpulan, yaitu
dari pengalaman visualisai untuk kemudian menciptakan konseptualisasi baru dari
apa yang mereka pelajari sebelumnya.
PEMILIHAN MEDIA PEMBELAJARAN
Berdasarkan
ketersediaannya media dapat dikelompokkan menjadi Media Jadi (Media By
Utilization) dan Media Rancangan (Media By Design) alasan utama
seseorang menggunakan media adalah media dapat berbuat lebih dari biasa yang
dilakukan. Pemilihan media dilakukan agar penggunaan media dapat mencapai
tujuan pembelajaran, maka haruslah dipilih media pembelajaran yang sesuai
dengan tujuan pembelajaran.
Kriteria Dalam
Pemilihan Media Pembelajaran
Dalam lembaga pendidikan formal, berbagai media
pendidikan dapat digunakan sebagai alat bantu dalam kegiatan belajar mengajar,
baik media jadi yang dibeli dari toko/pasar bebas maupun media yang dibuat
sendiri, ataupun media yang disiapkan dan dikembangkan oleh sekolah sendiri.
Dalam hal ini guru haruslah pandai dalam memilih media
apa yang sesuai dan cocok digunakan untuk mencapai tujuan pengajaran yang telah
ditetapkan. Untuk itu beberapa faktor dan kriteria yang perlu diperhatikan oleh
guru dalam memilih dan menggunakan media, diantaranya :
1.
Faktor tujuan.
Media dipilih dan
digunakan haruslah sesuai dengan tujuan pengajaran yang telah ditetapkan/
dirumuskan
2.
Faktor Efektifitas.
Dari
berbagai media yang ada, haruslah dipilih media yang paling efektif untuk
digunakan dan paling tepat/sesuai dengan tujuan pembelajaran yang dirumuskan
3.
Faktor kemampuan
guru dan siswa.
Media yang dipilih
dan digunakan haruslah sesuai dengan kemampuan yang ada pada guru dan
siswa, sesuai dengan pola belajar serta menarik perhatian
4.
Faktor
fleksibilitas (Kelenturan), tahan lama dengan kenyataan.
Dalam
memilih media haruslah dipertimbangkan kelenturan dalam arti dapat digunakan
dalam berbagai situasi, tahan lama (tidak sekali pakai langsung dibuang),
menghemat biaya dan tidak berbahaya sewaktu digunakan.
5.
Faktor kesediaan
media.
Sekolah
tidak sama dalam menyediakan berbagai media yang dibutuhkan untuk kegiatan
belajar mengajar. Hal ini sesuai dengan situasi dan kondisi masing-masing
sekolah. Misalnya guru membuat sensiri, membuat bersama-sama siswa, membeli,
menyewa, dll
6.
Faktor kesesuaian
antara manfaat dan biaya.
Dalam
memilih media haruslah dipertimbangkan apakah biaya pengadaannya sesuai dengan
manfaat yang didapatkan
7.
Faktor kualitas dan
tehnik.
Dalam pengadaan
media, seorang guru harus mempertimbangkan kualitas dari media tersebut, tidak
sekedar bisa dipakai. Media yang bernutu/berkualitas bisa tahan
lama (tidak mudah rusak), dan sewaktu-waktu digunakan lagi tidak harus
mengusahakan yang baru.
8.
Objektifitas.
Metode dipilih
bukan atas kesenangan atau kebutuhan guru, melainkan keperluan sistem belajar.
Karena itu perlu masukan dari siswa.
9.
Program
pengajaran
Program
pengajaran yang akan disampaikan kepada anak didik harus sesuai dengan
kurikulum yang berlaku, baik menyangkut isi, struktur maupun kedalaman.
10.
Sasaran
program
Media
yang akan digunakan harus dilihat kesesuaiannya dengan tingkat pekembangan anak
didik, baik dari segi bahasa, simbol-simbol yang digunakan, cara dan kecepatan
maupun waktu penggunaannya.
Kriteria
khusus yang dapat kita gunakan untuk memilih media pembelajaran yang tepat
dapat mempertimbangkan faktor Acces, Cost, Technology, Interactivity,
Organization, dan Novelty (ACTION). Penjelasan dari akronim tersebut
sebagai berikut:
§ Acces,
artinya media yang diperlukan dapat tersedia, mudah, dan dapat dimanfaatkan
siswa
§ Cost, artinya
media yang akan dipilih atau digunakan, pembiayaannya dapat dijangkau.
§ Technology,
artinya media yang akan digunakan apakah teknologinya tersedia dan mudah
menggunakannya.
§ Interactivity,
artinya media yang akan dipilih dapat memunculkan komunikasi dua arah atau
interaktivitas. Sehingga siswa akan terlibat (aktif) baik secara fisik,
intelektual dan mental.
§ Organization,
artinya dalam memilih media pembelajaran tersebut, secara organisatoris
mendapatkan dukungan dari pimpinan sekolah (ada unit organisasi seperti pusat
sumber belajar yang mengelola).
§ Novelty,
artinya media yang dipilih tersebut memiliki nilai kebaruan, sehingga memiliki
daya tarik bagi siswa yang belajar.
Media-media
yang akan dipilih dalam proses pembelajaran juga harus memenuhi
syarat-syarat visible, intresting, simple, useful, accurate,
legitimate, structure (VISUALS). Penjelasan dari syarat
tersebut adalah:
§ Visible atau
mudah dilihat, artinya media yang digunakan harus dapat memperikan keterbacaan
bagi orang lain yang melihatnya
§ Interesting atau
menarik, yaitu media yang digunakan harus memiliki nilai kemenarikan. Sehingga
yang melihatnya akan tergerak dan terdorong untukmemperhatikan pesan yang
disampaikan melalui media tersebut
§ Simple atau
sederhana, yaitu media yang digunakan juga harus memiliki nilai kepraktisan dan
kesederhanaan, sehingga tidak berakibat pada in-efesiensi dalam pembelajaran
§ Useful atau
bermanfaat, yaitu media yang digunakan dapat bermanfaat dalam pencapaian tujuan
pembelajaran yang diharapkan,
§ Accurate
atau benar, yaitu media yang dipilih benar-benar sesuai dengan karakteristik
materi atau tujuan pembelajaran. Atau dengan kata lain media tersebut
benar-benar valid dalam pembuatan dan penggunaannya dalam pembelajaran
§ Legitimate atau
Sah, masuk akal artinya media pembelajaran dirancang dan digunakan untuk
kepentingan pembelajaran oleh orang atau lembaga yang berwenang (seperti guru)
§ Structure atau
tersetruktur artinya media pembelajaran, baik dalam pembuatan atau
penggunaannya merupakan bagian tak terpisahkan dari materi yang akan
disampaikan melalui media tersebut.
Alasan Praktis Pemilihan Media
Alasan praktis berkaitan dengan pertimbangan-
pertimbangan dan alasan si pengguna seperti guru, dosen, instruktur mengapa
menggunakan media dalam pembelajaran. Terdapat beberapa penyebab orang memilih
media, antara lain dijelaskan oleh Arif Sadiman (1996:84) sebagai berikut :
1)
Demonstration.
Dalam hal ini media dapat
digunakan sebagai alat untuk mendemonstrasikan sebuah konsep, alat, objek,
kegunaan, cara mengoperasikan dan lain- lain. Media berfungsi sebagai alat
peraga pembelajaran, misalnya seorang dosen sedang menerangkan teknik
mengoperasikan Overhead Projector (OHP), pada saat menjelaskannya menggunakan
alat peraga berupa OHP, dengan cara mendemonstrasikan dosen tersebut
menjelaskan, menunjukkan dan memperlihatkan cara-cara mengoperasikan OHP.
Contoh lain, seorang guru kimia akan menjelaskan proses perubahan-perubahan zat
dengan menggunakan gelas ukur, sebelum dilakukan praktikum, terlebih dahulu
guru tersebut memperagakan bagaimana cara menggunakan gelas ukur dengan baik.
Untuk lebih jelas, kita lihat contoh ketiga, seorang guru Biologi akan
membelajarkan siswa tentang bentuk dan struktur sel dengan menggunakan
mikroskop, maka sebelum praktikum dimulai, sebelum siswa meletakan objek pada
mikroskop untuk diamati maka guru tersebut menunjukan cara kerja Mikroskop
sesuai dengan prosedur yang benar, cara ini akan memperlancar proses belajar
dan menghindari resiko kerusakan pada alat praktikum yang digunakan. Beberapa
alasan tersebut sering melandasi pengguna dalam menggunakan media yaitu
bertujuan untukmendemonstrasikan atau memperagakan sesuatu.
2)
Familiarity.
Pengguna media pembelajaran
memiliki alasan pribadi mengapa ia menggunakan media, yaitu karena sudah
terbiasa menggunakan media tersebut, merasa sudah menguasai media tersebut,
jika menggunakan media lain belum tentu bisa dan untuk mempelajarinya
membutuhkan waktu, tenaga dan biaya, sehingga secara terus menerus ia
menggunakanmedia yang sama. Misalnya seorang dosen yang sudah terbiasa
menggunakan media Over Head Projector (OHP) dan Over Head Transparancy (OHT,
kebiasaan menggunakan media tersebut didasarkan atas alas an karena sudah akrab
dan menguasai detil dari media tersebut, meski sebaiknya seorang guru lebih
variatif dalam memilih media, dalam konsepnya tidak ada satu media yang
sempurna, dalam arti kata tidak ada satu media yang sesuai dengan semua tujuan
pembelajaran, sesuai dengan semua situasi dan sesuai dengan semua karakteristik
siswa. Media yang baik adalah bersifat kontekstual sesuai dengan realitas
kebutuhan belajar yang dihadapi siswa. Jika kita lihat pada contoh di atas,
media OHP lebih tepat untuk mengajarkan konsep dan aspek-aspek kognitif, dapat
digunakan dalam jumlah siswa maksimal 50 orang dengan ruangan yang tidak
terlalu besar dan siswa cenderung pasif tidak dapat melibatkan secara optimal
kontrol pembelajaran ada pada guru. Tentu saja OHP kurang tepat untuk
mengajarkan keterampilan yang menuntut demonstrasi, praktek langsung yang lebih
membuat siswa aktif secara fisik dan mental. Alasan familiarity tentu saja
tidak selamanya tepat, jika tidak memperhatikan tujuannya. Meski demikian
alasan ini cukup banyak terjadi dalam pembelajaran.
3)
Clarity
Alasan ketiga ini mengapa
guru menggunakan media adalah untuk lebih memperjelas pesan pembelajaran dan
memberikan penjelasan yang lebih konkrit. Pada praktek pembelajaran, masih
banyak guru tidak menggunakan atau tanpa media, metode yang digunakan dengan
ceramah (ekspository), cara seperti ini memang tidak merepotkan guru untuk
menyiapkan media, cukup dengan menguasai
materi, maka pembelajaran dapat berlangsung, namun apakah pembelajaran seperti ini akan berhasil? Cara pembelajaran seperti ini cenderung akan mengakibatkan verbalistis, yaitu pesan yang disampaikan guru tidak sama dengan persepsi siswa, mengapa hal ini bisa terjadi? Karena informasi tidak bersifat konkrit, jika guru tidak mampu secara detil dan spesifik menjelaskan pesan pembelajaran, maka verbalistis akan terjadi. Misalnya seorang guru IPA di Sekolah Dasar sedang menjelaskan ciri-ciri mahluk hidup, diantaranya bahwa mahluk hidup dapat bernafas dengan insang dan paru-paru. Jika guru tidak cermat mengemas informasi dengan baik hanya berceramah saja maka siswa yang tidak pernah melihat bentuk paru-paru dan insang maka akan membayangkan bentuk-bentuk lain yang tidak sesuai dengan kenyataannya. Disinilah banyak pengguna media, memiliki alasan bahwa menggunakan media adalah untuk membuat informasi lebih jelas dan konkrit sesuai kenyataannya. Alasan ini lebih tepat dipilih guru dibanding dengan alasan kedua di atas.
materi, maka pembelajaran dapat berlangsung, namun apakah pembelajaran seperti ini akan berhasil? Cara pembelajaran seperti ini cenderung akan mengakibatkan verbalistis, yaitu pesan yang disampaikan guru tidak sama dengan persepsi siswa, mengapa hal ini bisa terjadi? Karena informasi tidak bersifat konkrit, jika guru tidak mampu secara detil dan spesifik menjelaskan pesan pembelajaran, maka verbalistis akan terjadi. Misalnya seorang guru IPA di Sekolah Dasar sedang menjelaskan ciri-ciri mahluk hidup, diantaranya bahwa mahluk hidup dapat bernafas dengan insang dan paru-paru. Jika guru tidak cermat mengemas informasi dengan baik hanya berceramah saja maka siswa yang tidak pernah melihat bentuk paru-paru dan insang maka akan membayangkan bentuk-bentuk lain yang tidak sesuai dengan kenyataannya. Disinilah banyak pengguna media, memiliki alasan bahwa menggunakan media adalah untuk membuat informasi lebih jelas dan konkrit sesuai kenyataannya. Alasan ini lebih tepat dipilih guru dibanding dengan alasan kedua di atas.
4)
Active Learning
Media dapat
berbuat lebih dari yang bisa dilakukan oleh guru. Salah satu aspek yang
harusdiupayakan oleh guru dalam pembelajaran adalah siswa harus berperan secara
aktif baik secara fisik, mental, dan emosional. Dalam prakteknya guru tidak
selamanya mampu membuat siswa aktif hanya dengan cara ceramah, tanya jawab dan
lain-lain namun diperlukan media untuk menarik minat atau gairah belajar siswa.
Seperti pendapat Lesle J. Briggs (1979) menyatakan bahwa media pembelajaran
sebagai “the physical means of conveying instructional content……….book, films,
videotapes, etc. Lebih jauh Briggs menyatakan media adalah “alat untuk memberi
perangsang bagi peserta didik supaya terjadi proses belajar. Sedangkan mengenai
efektifitas media, Brown (1970) menggaris bawahi bahwa media yang digunakan
guru atau siswa dengan baik dapat mempengaruhi efektifitas program belajar
mengajar. Sebagai contoh seorang guru memanfaatkan teknologi komputer berupa CD
interaktif untuk mengajarkan materi fisika. Dengan CD interaktif seorang siswa
dapat lebih aktif mempelajari materi dan menumbuhkan kemandirian belajar, guru
hanya mengamati, dan mereviu penguasaan materi oleh siswa. Cara seperti ini
membuat siswa lebih termotivasi untuk belajar, terlebih kemasan program CD
interaktif dengan multimedia menarik perhatian dan membuat pesan pembelajaran
lebih lengkap dan jelas.
Contoh lain
dapat dilihat pada pelatihan Emotional Spiritual Question (ESQ), salah satu
tujuan pelatihan ini adalah menumbuhkan seoptimal mungkin motivasi peserta
untuk berbuat positif dengan spirit yang besar dan optimalisasi potensi
individu, diantaranya dengan cara mengkaji proses dan kejadian serta fenomena
alam (ayat qauniyyah), untuk mewujudkan tujuan ini digunakan banyak visualisasi
(media video) untuk memperlihatkan tayangan- tayangan yang mampu meningkatkan motivasi
peserta, dan secara empiric terbukti mampu meningkatkan motivasi peserta.
Seperti yang dijelaskan di awal, bahwa keberadaan media dapat diperoleh dengan
cara memanfaatkan yang sudah ada, baik media realia yaitu media alami yang
tersedia di alam sekitar misalnya : gunung, sawah, air, berbagai jenis batuan,
hewan, tumbuhan dan lain-lain. Media juga dapat diperoleh dengan cara
pembelian.
Membeli berarti tidak
terjadi proses desain oleh pengguna, media yang sudah ada langsung dimanfaatkan
oleh pengguna. Beberapa media dengan berbagai materi pelajaran sekolah berbagai
jenjang pendidikan sudah dapat dijumpai di beberapa toko buku, atau di toko
yang khusus menjual alat-alat dan media pembelajaran. Media yang mudah kita
jumpai terutama yang berhubungan dengan Sain dan pelajaran IPS. Misalnya torso
berupa bentuk kerangka manusia, Microscope, loop, mokeup, dan kit alat-alat
praktikum. Pada pelajaran IPS misalnya globe, peta, dan lain-lain.
Tugas pengguna adalah memilih media yang tepat dengan
kebutuhan pembelajaran sesuai dengan karakteristik siswa dan karakteristik
materi pembelajaran. Tentu saja hal ini tidaklah mudah, diperlukan analisis dan
pertimbangan-pertimbangan yang matang sehingga membeli media berarti manfaat
yang diperoleh bukan kesia-sian.
Prinsip-Prinsip
Dalam Penggunaan Media Pembelajaran
Dalam proses belajar mengajar seorang guru belum cukup
apabila hanya mengetahui kegunaan dan mengetahui penggunaan media pembelajaran,
melainkan harus mengetahui dan terampil bagaimana cara menggunakannya.
Sehubungan dengan hal itu, ada beberapa prinsip/kriteria penggunaan media yang
perlu dipedomani oleh guru dalam proses belajar mengajar yaitu :
a.
Ketepatan dengan
tujuan pembelajaran, artinya media pembelajaran dipilih atas dasar tujuan-tujuan
instruksional yang telah ditetapkan
b.
Dukungan terhadap
isi bahan pembelajaran, artinya bahan pelajaran yang sifatnya fakta, prinsip
yang sangat memerlukan bantuan media agar mudah dipahami siswa
c.
Kemudahan
memperoleh media, artinya media yang diperlukan mudah memperolehnya,
setidak-tidaknya dapat dibuat oleh guru pada saat mengajar atau mungkin sudah
tersedia di sekolah
d.
Ketrampilan guru
dalam menggunakan media, apapun jenis media yang diperlukan syarat utama adalah
guru harus dapat menggunakan dalam proses pembelajaran
e.
Tersedianya waktu
untuk menggunakannya, sehingga media tersebut dapat bermanfaat bagi siswa pada
saat pelajaran berlangsung
f.
Sesuai dengan taraf
berfikir siswa sehingga makna yang terkandung didalamnya dapat dipahami siswa.
Langkah-Langkah
Memilih Media
Untuk jenis media rancangan (by design), beberapa macam
cara telah dikembangkan untuk memilih media. Dalam proses pemilihan
ini, Anderson (1976) mengemukakan prosedur pemilihan media menggunakan
pendekatan flowchart (diagram alur). Dalam proses tersebut ia
mengemukan beberapa langkah dalam pemilihan dan penentuan jenis penentuan
media, yaitu :
§ Menentukan
apakah pesan yang akan kita sampaikan melalui media termasuk pesan
pembelajaran atau hanya sekedar informasi umum/hiburan.
Jika hanya sekedar informasi umum akan diabaikan karena prosedur yang
dikembangkan khusus untuk pemilihan media yang bersifat/untuk keperluan
pembelajaran.
§ Menentukan
apakah media itu dirancang untuk keperluan pembelajaran atau hanya sekedar alat
bantu mengajar bagi guru (alat peraga). Jika sekedar alat peraga,
proses juga dihentikan ( diabaikan).
§ Menentukan
apakah tujuan pembelajaran lebih bersifat kognitif, afektif atau psikomotor.
§ Menentukan
jenis media yang sesuai untuk jenis tujuan yang akan dicapai, dengan mempertimbangkan
kriteria lain seperti kebijakan, fasilitas yang tersedia, kemampuan produksi
dan biaya.
§
Me-review kembali
jenis media yang telah dipilih, apakah sudah tepat atau masih terdapat
kelemahan, atau masih ada alternatif jenis media lain yang lebih
tepat. Merencanakan, mengembangkan dan memproduksi media.
Anderson
(1976) menyarankan langkah-langkah yang perlu ditempuh dalam pemillihan media
pembelajaran.
1.
Penerangan atau
pembelajaran
Langkah
pertama menentukan apakah pengguna media untuk keperluan informasi atau
pembelajaran. Media untuk keperluan informasi, penerima informasi tidak ada
kewajiban untuk dievaluasi kemampuan/keterampilannya dalam menerima informasi,
sedangkan media untuk keperluan pembelajaran penerima pembelajaran harus
menunjukan kemampuan sebagai bukti bahwa mereka telah belajar.
2.
Tentukan transmisi
pesan
Dalam
kegiatan ini kita sebenarnya dapat menentukan pilihan, apakah dalam proses
pembelajaran akan digunakan ‘alat bantu pengajaran’. Alat bantu pengajaran alat
yang didesain, dikembangkan dan diproduksi untuk memperjelas tenaga pendidik
dalam mengajar. Sedangkan media pembelajaran adalah media yang memungkinkan
terjadi interaksi antara produk pengembang media dan peserta didik/pengguna.
Atau dengan kata lain peran pendidik sebagai penyampai materi pembelajaran
digantikan oleh media.
3.
Tentukan
karakteristik pelajaran
Asumsi
kita bahwa kita telah meyusun desain pembelajaran, dimana kita telah melakukan
analisis tentang mengajar, merumuskan tujuan pembelajaran, telah memilih materi
dan metode. Selanjutnya perlu dianalisis apakah tujuan pembelajaran yang telah
ditentukan itu termasuk dalam ranah kognitif, afektif atau psikomotor.
Masing-masing ranah tujuan tersebut memerlukan media yang berbeda.
4.
Klasifikasi media
Media
dapat diklasifikasikan sesuai dengan cirri khusus masing-masing media.
Berdasarkan persepsi dari masnusia normal bahwa media dapat diklasifikasikan
menjadi media auto, media video dan audio visual. Berdasarkan cirri dan bentuk
fisiknya media dapat dikelomokkan menjadi media proyeksi(diam dan gerak) dan
media non proyeksi(dua dimensi dan tiga dimensi). Sedangkan jika
diklasifikasikan berdasarkan keberadaannya, media dikelompokkan menjadi dua
yaitu, media media yang berada di ruang kelas dan media-media yang berada di
luar ruang kelas. Masing-masing media tersebut memiliki kekurangan dan
kelebihan bila dibandingkan dengan media lain.
5.
Analisis
karakteristik masing-masing media
Media
pembelajaran yang banyak macam perlu dianalisis kelebihan dan kekurangannya
dalam mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Pertimbangan pula
dari aspek-aspek ekonomi dan ketesediaannya. Dari berbagai alternative kemudian
dipilih media yang tepat.
PENGEMBANGAN
MEDIA PEMBELAJARAN
Poster
Poster mampu memperngaruhi perilaku, sikap, dan tata nilai masyarakat untuk
berubah atau melakukan sesuatu. Hal yang membuat poster memiliki
kekuatan untuk dicerna oleh orang yang melihat, karena poster lebih menonjolkan
kekuatan pesan, visual, dan warna. Hal tersebut sesuai dengan pandangan Nana Sudjana
(2005:51) bahwa poster adalah media yang mengkombinasikan antara visual dari
rancangan yang kuat dengan warna serta pesan dengan maksud untuk menangkap
perhatian orang yang lewat tetapi cukup lama menanamkan gagasan yang berarti
dalam ingatannya.
Flipchart
Flipchart dalam pengertian sederhana adalah
lembaran-lembaran kertas menyerupai album atau kalender berukuran 50 x 75 cm,
atau ukuran yang lebih kecil 21 x 28 cm sebagai flipbook yang disusun dalam
urutan yang diikat padfa bagian atasnya. Dalam penggunaannya dapat dibalik jika
pesan pada lembaran depan sudah ditampilkan dan digantikan dengan lembar
berikutnya yang sudah disediakan. Flipchart hanya cocok untuk digunaka di
kelompok kecil yaitu 30 orang. Sedangkan flipbook untuk 4-5 orang. Flipchart merupakan
salah satu media cetakan yang sangat sederhana dan cukup efektif.
Flipchart cukup efektif karena dapat dijadikan sebagai media (pengantar) pesan
pembelajaran yang secara terencana ataupun secara langsung disajikan pada
flipchart. Indicator efektif adalah tercapainya tujuan atau kompetensi yang
sudah direncanakan. Penggunaan flipchart merupakan salah satu cara guru dalam
menghemat waktunya untuk menulis di papan tulis.
Bagan
Bagan
menurut Nana Sudjana ( 2005:27 ) adalah kombinasai antara media grafis, gambar,
dan foto yang dirancang untuk memvisualisasikan secara logis dan teratur
mengenai fakta pokok atau gagasan. Sebagai media visual, bagan merupakan media
yang membantu menyajikan pesan pembelajaran melalui visualisasi dengan tujuan
metri yang kompleks dapat disederhanakan sehingga siswa nudah untuk mencerna
model-model tersebut.
Kegunaan bagan adalah untuk menunjukan hubungan,
keterkaitan, perbandingan, jumlah yang relative, perkembangan tertentu, proses
tertentu, mengklasifikasikan, dan pengorganisasian.
Grafik
Secara sederhana grafik dapat diartikan sebagai media yang
memvisualisasikan data-data dalam bentuk angka. Grafik menggambarkan hubungan
satu dua atau lebih data atau grafik dengan data yang swama menggambarkan
hubungan penting dari suatu data. Tujuan pembuatan grafik adalah menunjukan
perbandingan, informasi, kualitatif dengan cepat serta sederhana.
Komik
Komik dapat didefinisikan sebagai bentuk kartun yang
mengungkapkan karakter dan menerapkan suatu cerita dalam urutan yang erat
hubungannya dengan gambar dan dirancang memberikan hiburan kepada para pembaca.
Media
Foto
Foto merupakan salah satu media pembelajaran yang cukup
popular dan sudah lama digunakan dalam pembelajaran. Hal ini karena foto cukup
praktis, sederhana, mudah digunakan tidak membutuhkan alat proyeksi dan tidak
membutuhkan peralatan tambahan. Media foto termasuk kategori gambar diam (
still picture ) artinya sajian visual dalam foto tidak bergerak. Foto dapat
digunakan dalam pembelajaran secara individual, kelompok kecil atau kelompok
besar.
Overhead
Projector
Pada dasrnya OHP ( overhead projector ) berguna untuk
memproyeksikan transparankearah layar yang jaraknya relative pendek, dengan
hasil gambar atau tulisan yang cukup besar. Projector ini direncanakan dibuat
untuk digunakan oleh guru di depan kelas dengan penerangan yang normal,
sehingga tetap terjadi komunikasi antara guru dengan siswa.
Media Audio
1)
Alat perekam
Alat perekam berfungsi untuk memperdengarkan audio ( player
) pada umumnya menggunakan tape yang menggunakan kaset. Sesuai dengan
perkembangan teknologi sekarang sudah banyak alat perekam audio, seperti ipod,
mp3, dan lain-lain. Materi pelajaran terlebih dahulu disiapkan kemudian direkam
dan disajikan baik dikelas classical dengan jumlah siswa banyak maupun untuk
belajar secara mandiri. Materi pelajaran yang dapat disajikan diantaranya :
ppembelajaran musik literacy ( pembacaan sajak ), pembelajaran bahasa asing,
dan lain-lain.
2)
Laboratorium bahasa
Laboratorium bahasa adalah alat untuk melatih siswa
mendengarkan dan berbicara dalam bahasa asing dengan jalan menyajikan materi
pelajaran yang disiapkan sebelumnya, media yang digunakan adalah alat
perekam.
Multimedia
projector
Kini, hampir sebagian besar pasar projector dikuasai oleh
projector digital. Mulai dari yang berteknologi LCD ( Liquid Crystal Display ),
DLP ( digital Light Processing ), sampai tenologi terbaru yang kini tengah
beranjak popular, LCOS ( Liquid Crystal On Single Crystal Silicon ). Tidak
heran, karena projector digital ini memang bobotnya relative ringan, dan
harganya pun relative jauh dibawah projector CRT. Untuk melakukan mengajar
sudah sangat memungkinkan guru untuk menggunakan multimedia projector atu lebih
dikenal dengan LCD projector.
Multimedia projector adalah sebuah alat proyeksi yang mampu
menampilkan unsure-unsur media seperti gambar, teks, video, animasi, video baik
secara terpisah maupun gabungan diantara unsure-unsur media tersebut dapat
dikoneksikan dengan perangkat elektronika lainnya seperti computer, video
player, dan lain-lain. Yang dapat digunakan untuk kegiatan presentasi,
pembelajaran, pemutaran film, dan lain-lain
Sumber :
http://sulaiman-ump.blogspot.com/2011/06/pemilihan-media-pembelajaran.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar