Kepemimpinan adalah keseluruhan aktivitas untuk mempengaruhi
serta menggiatkan orang dalam usaha bersama untuk mencapai tujuan (George
Terry). Drs. Ngalim Purwanto
berpendapat bahwa Kepemimpinan adalah tindakan/perbuatan di antara perseorangan
dan kelompok yang menyebabkan baik orang seorang maupun kelompok maju ke arah
tujuan-tujuan tertentu.
Kepemimpinan adalah kemampuan seni mempengaruhi tingkah laku
manusia dan kemampuan untuk membimbing beberapa orang untuk mengkordinasikan
dan mengarahkan dengan maksud dan tujuan tertentu. Untuk dapat menggerakkan
beberapa orang pelaksana, seorang pemimpin harus memiliki kelebihan
dibandingkan orang yang dipimpinnya misalnya kelebihan dalam menggunakan
pikirannya, rohaniah, dan badaniah. Agar dapat menggunakan kelebihanya
tersebut, seorang pemimpin suatu organisasi difasilitasi dengan apa yang
disebut dengan tugas dan wewenang.
· Kepemimpinan
Otoriter (Authoritarian Leadership)
Seperti yang kita ketahui, bahwa
kekuasaan otoriter gaya kepemimpinan berdasarkan pada kekuasaan yang mutlak dan
penuh. Dengan kata lain, sang pemimpin yang dalam kepemimpinan ini disebut juga
sebagai diktator, bertindak mengarahkan pikiran, perasaan dan prilaku orang
lain kepada suatu tujuan yang telah ditetapkannya. Artinya segala ketentuan dan
keputusan berada di tangan si pemimpin. David Krech, Richard S.
Crutchfield, Egerton L. Ballachey,menggambarkan mengenai kepemimpinan ini:
bahwa dalam suatu kelompok yang sangat kecil, antara pemimpin dan pengikut
terjadi kontak pribadi karena komunikasi berlangsung secara interpersonal,
namun ketika kelompok menjadi besar, maka hubungan antara pemimpin menjadi semakin
jauh dan melalui peringkat peringkat. Organisasi hirarkis pada kelompok
otoriter dapat dikaji sebagai konsekwensi dari tujuan si pemimpin untuk
senantiasa memelihara posisinya sebagai kekuasaan sentral. Dan menurut David
Krech, Richard S. Crutchfield, Egerton L. Ballachey, Suasana seperti
ini kondusif untuk frustasi dan agresi serta meningkatnya ketegangan dan
konflik intra kelompok.
· Kepemimpinan
Demokratis (Democratic Leadership)
Yang dimaksud dengan gaya kepemimpinan
demokratis adalah gaya atau cara memimpin yang demokratis, dan bukan karena
dipilihnya si pemimpin secara demokratis. Gaya yang demokratis seperti ini
misalnya saja si pemimpin memberikan kebebasan dan keleluasaan kepada para
bawahan dan pengikutnya untuk mengemukakan pendapatnya, saran dan kritikkannya
dan selalu berpegang pada nilai-nilai demokrasi pada umumnya.
· Kepemimpinan
Bebas (Laisez Faire Leadership)
Dalam kepemimpinan jenis ini, sang
pemimpin biasanya menunjukkan suatu gaya dan prilaku yang pasif dan juga
seringkali menghindari dirinya dari tanggung jawab. Dalam prakteknya, Si
pemimpin hanya menyerahkan dan menyediakan instrumen dan sumber-sumber yang
diperlukan oleh anak buahnya untuk melaksanakan suatu pekerjaan untuk mencapai
tujuan yang ditetapkan pimpinan. Pimpinan yang memiliki gaya ini memang berada
diantara anak buahnya, akan tetapi ia tidak memberikan motivasi, pengarahan dan
petunjuk, dan segala pekerjaan diserahkan kepada anak buahnya.
Menurut Paul Hersey
dan Ken. Blanchard, Terdapat 4 gaya kepemimpinan yaitu:
1. Memberitahukan, Menunjukkan,
Memimpin, Menetapkan (Telling-Directing)
2. Menjual, Menjelaskan,
Memperjelas, Membujuk (Selling-Coaching)
3. Mengikutsertakan, memberi
semangat, kerja sama (Participating-Supporting)
4. Mendelegasikan, Pengamatan,
Mengawasi, Penyelesaian (Delegating)
Pemimpin pendidikan adalah orang yang
memilki kelebihan untuk mempengaruhi, mengajak, mendorong, membimbing,
menggerakkan dan mengkoordinasikan staf pendidikan lainnya ke arah peningkatan
mutu pendidikan.
Pemimpin Resmi, dimiliki oleh
orang yang menduduki posisi dalam struktur pendidikan. Pemimpin tidak resmi,
bisa dimilki oleh setiap orang yang memberikan araha kepada perbaikan
pendidikan
Pemimpin resmi “ status leader “ merupakan sebutan
bagi mereka yang menduduki posisi pimpinan dalam dalam struktur organisasi
pendidikan. Misal : kepala sekolah, pengawas atau penilik sekolah, kepala dinas
pendidikan dsb, umumnya diangkat dan ditunjuk oleh atasannya. Sedangkan
pemimpin tidak resmi “ real leader” adalah sebutan bagi mereka yang mampu
mempengaruhi dan mendorong kearah perbaikan pendidikan dan pengajaran, walaupun
mereka tidak menduduki posisi pimpinan dalam struktur organisasi pendidikan.
Nawawi ( 1988 ) menyimpulkan
bahwa fungsi kepemimpinan pendidikan, yaitu :
a.
Mengembangkan dan menyalurkan kebebasan berpikir
dan mengeluarkan pendapat, baik secara perorangan maupun kelompok sebagai usaha
mengumpulkan data/bahan dari anggota kelompok dalam menetapkan keputusan yang
mampu memenuhi aspirasi dalam kelompoknya.
b.
Mengembangkan suasana kerjasama yang efektif dengan
memberikan penghargaan dan pengakuan terhadap kemampuan orang-orang yang
dipimpn sehingga timbul kepercayaan pada dirinya sendiri dan kesediaan
menghargai oranglain sesuai dengan kemampuan masing-masing.
c.
Mengusahakan dan mendorong terjadinya pertemuan
pendapat dengan sikap harga-mengargai, sehingga timbul perasaan ikut terlibat
dalam kegiatan kelompok/organisasi dan tumbuh perasaan bertanggung jawab atas
tewujudnya pekerjaanmasing-masing sebagai bagian dari usaha pencapaian tujuan.
d. Membantu menyelesaikan
masalah-masalah, baik yang dihadapi secara perorangan maupun kelompok dengan
memberikan petunjukpetunjuk untuk mengatasinya, sehingga berkembang kepedulian
dan kesediaan untuk memecahkan dengan kemampuan sendiri.
PRINSIP-PRINSIP KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN
1. Prinsip pelayanan, bahwa kepemimpinan sekolah harus
menerapkan unsur-unsur pelayanan dalam kegiatan operasional sekolahnya.
2. Prinsip persuasi, pemimpin
dalam menjalankan tugasnya harus memperhatikan situasi dan kondisi setempat
demi keberhasilan keberhasilan kepemimpinannya yang sedang dan yang akan
dilaksanakan.
3. Prinsip bimbingan, pemimpin
pendidikan hendaknya membimbing peserta didik kearah tujuan yang ingin dicapai
sesuai dengan perkembangan peserta didik yang ada dilembaganya.
4. Prinsip efisiensi, mengarah
pada cara hidup yang ekonomis dengan pengeluaran sedikit untuk memperoleh
keuntungan yang sebesar-besarnya.
5. Prinsip berkesinambungan, agar
pemimpin pendidikan ini diterapkan tidak hanya pada satu waktu saja, tetapi
perlu secara terus menerus.
SYARAT-SYARAT KEPEMIMPINAN
PENDIDIKAN
a.
Syarat-syarat formal, Seseorang yang menjabat kepala sekolah dilingkungan
Departemen Pendidikan Nasional diruskan dalam Kepmen Diknas RI No : 162/U/2003
tentang pedoman penugasan guru sebagai Kepala Sekolah.
b.
Syarat-syarat fundamental, Nilai-nilai moral Pancasila menjadi syarat
fundamental yang harus dijadikan acuan, dihayati dan diamalkan oleh para calon
pemimpin pendidikan di Indonesia.
c.
Syarat-syarat praktis, Memiliki kelebihan dalam pengetahuan dan kemampuan dan memiliki kelebihan dalam kepribadian
d.
Syarat –syarat lainnya
·
Memiliki kecerdasan atau intelegensi yang cukup
baik
·
Percaya diri sendiri dan bersifat membership
·
Cakap bergaul dan ramah tamah
·
Kreatif, inisiatif dan memiliki hasrat untuk maju
dan berkembang
·
Organisatoris yang berpengaruh dan berwibawa
·
Memiliki keahlian atau ketrampilan dalam bidangnya
·
Suka menolong, memberi petunjuk dan menghukum
secara bijaksana
·
Memiliki keseimbangan emosional dan bersifat sabar
·
Memiliki semangat pengabdian dan kesetiaan yang
tinggi
·
Berani mengambil keputusan dan tanggung jawab
·
Jjur, rendah hati, sederhana dan dapat dipercaya
·
Bijaksana dan selalu berlaku adil
·
Disiplin
·
Berpengetaguan dan berpandangan luas
·
Sehat jasmani dan rohani
MODEL-MODEL
KEPEMIMPINAN DALAM PENDIDIKAN
1.
Kepemimpinan Visioner
Visi menggambarkan
masa depan yang ideal, barangkali menyiratkan ingatan budaya yang sekarang dan
aktivitas, atau barangkali menyiratkan perubahan. Terbentuknya visi
dipengaruhi oleh pengalaman hidup, pendidikan, pengalaman professional,
interaksi da komunikasi, penemuan keilmuan serta kegiatan intelektual yang
membentuk pola piker tertentu (Gaffar, 1994 : 56).
Kepemimpinan yang
relevan dengan tuntutan “school based management”. Kepemimpinan ini yang
difokuskan pada rekayasa masa depan yang penuh tantangan, menjadi agen
perubahan (agen of change) yang unggul dan menjadi penentu arah organisasi yang
tahu prioritas, menjadi pelatih yang provisional dan menjadi pembimbing anggota
lainnya.
Visioner Leadership
didasarkan pada tuntutan perubahan zaman yang menuntut dikembangkannya secara
intensif peran pendidikan dalam menciptaka sumber daya menusia yang handal.
2. Kepemimpinan transformasional
Kepemimpinan transformasional dibangun dari dua kata :
Kepemimpinan (leadership), setiap
tindakan yang dilakukan oleh eseorang untuk mengkoordinasikan, mengarahkan, dan
mempengaruhi orang lain untuk mencapai tujuan. Transformasional
(transformational), mengubah sesuatu menjadi bentuk lain yang berbeda.
Kepemimpinan Transformasional diukur dalam hubungannya
dengan efek pemimpin tersebut terhadap para pengikutnya. Pemimpin dengan
kepemimpinan transformasional adalah kepemimpinan yang memilki visi ke depan
dan mampu mengidentifikasikan perubahan lingkungan serta mampu
mentransformasikan perubahan tersebut ke dalam organisasi.
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar